MANGROVEMAGZ. Hari itu, sambil mengisi waktu luang, saya bersama Saprizal, berangkat ke desa Pambang untuk “berburu” propagul mangrove jenis Rhizopora mucronata (warga di sini menyebutnya dengan Blukap). Propagul hasil dari perburuan kami ini, nantinya akan digunakan untuk program pembibitan dan penanaman mangrove untuk mengisi kekosongan jenis ini di lahan konservasi mangrove di Parit Seghagah, desa Kelapapati, Bengkalis, Riau.
Lokasi yang kami tuju adalah Kelompok Mangrove Blukap yang dipimpin oleh Bang Samsul. Kelompok Blukap ini merupakan salah satu kelompok konservasi mangrove yang tertua di Bengkalis.
Sambil beristirahat, Bang Samsul berbagi pengalaman kepada kami tentang pengelolaan mangrove, dimana beliau juga sudah menerima penghargaan tingkat provinsi didalam melakukan konservasi mangrove.
Saprizal sedang “berburu” propagul Blukap.
Tak henti-hentinya, beliau menanamkan semangat konservasi kepada kami. Walaupun seorang nelayan, dengan semangat, Bang Samsul memberikan pandangan akan pentingnya habitat mangrove terhadap ekosistem laut.
“Terima kasih, Bang Samsul atas propagul dan semangat konservasi mangrove yang diberikan kepada kami. Save mangrove,” kata saya.
Berburu dengan gerobak pinjaman
Beberapa hari kemudian, cuaca di Bengkalis tidak cerah seperti biasanya, kini mendung dan berawan. Namun, hal ini tidak mematahkan semangat saya untuk kembali “berburu” propagul Blukap, mengingat musimnya sudah tidak lama lagi. Setelah musim ini lewat, kami baru bisa memperolehnya kembali sekitar Maret atau April 2018. Waktu yang lumayan lama.
Berbekal gerobak pinjaman, kami dapat 3000 buah propagul.
Dengan tekad, semangat serta target yang harus dicapai, saya kembali berangkat ke Pambang untuk mencari Blukap. Alhamdulillah, setelah Saprizal, beberapa hari ini, Deri dan Nizam juga mulai tertarik untuk melakukan konservasi mangrove di Parit Seghagah.
Hari ini, saya tak lagi menggunakan mobil seperti kemarin, tapi menggunakan sepeda motor dan gerobak pinjaman dari salah satu warga, untuk mendapatkan jumlah yang maksimal. Ini saya lakukan, juga untuk sedikit menghemat biaya. Dengan jarak tempuh lebih kurang tiga jam, saya, Deri dan Nizam -dengan perbekalan secukupnya-, bergerak “berburu” propagul.
Deri dan Nizam semangat mengoleksi Blukap.
Perjalanan hari ini sedikit terhambat, karena di perjalanan hujan lebat. Kami beberapa kali berhenti untuk berteduh. Namun, hal ini tidak menyurutkan langkah kami. Kami tetap bergerak menuju lokasi bibit.
Dalam kondisi hujan, kami tiba di lokasi ditemani Bang Samsul. Kami mengoleksi propagul R. muncronata yang ada. Hasil jerih payah kami hari ini terbayar dengan jumlah propagul yang sangat maksimal. Kami senang sekali.
Kata Bang Samsul, walaupun nelayan, kita harus punya semangat konservasi mangrove.
Lebih kurang 2000 propagul berhasil kami kumpulkan, dan selama dua minggu ini, propagul yang kami miliki sudah mencapai 3000 buah. Saya rasa, ini jumlah yang cukup untuk mulai disemai dan dilakukan penanaman.
(Sumber foto: dokumentasi pribadi).
Koordinator Relawan Mangrove KeMANGTEER Bengkalis.