HOME > EVENT > HMTI Politeknik STMI Jakarta Tanam Mangrove di Jakarta Utara

HMTI Politeknik STMI Jakarta Tanam Mangrove di Jakarta Utara

MANGROVEMAGZ. Penyusutan hutan mangrove yang semakin marak, membuat keseimbangan ekosistem alam semakin tidak stabil. Sebagai bentuk kepedulian Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) terhadap lingkungan, maka melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), Politeknik STMI Jakarta melakukan penanaman mangrove di Blok Elang Laut, Jakarta Utara.

Seperti yang kita ketahui bahwa Jakarta Utara terletak di wilayah pesisir dan sangat rentan sekali terkena kerusakan alam yang berasal dari laut, seperti abrasi, penurunan permukaan tanah, banjir, dan lain-lain. Mangrove atau pohon bakau itu sendiri memiliki banyak fungsi.

Jika dilihat dari fungsi ekologi, mangrove berfungsi untuk meredam gelombang pasang serta mencegah erosi dan abrasi pantai. Erosi merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air, sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut.

Hutan mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air. Mangrove juga bisa menjadi habitat dan sumber makanan bagi satwa tertentu, seperti burung, monyet, ular, ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.

Dengan menyadari betapa pentingnya peran pohon mangrove bagi lingkungan, STMI yang merupakan politeknik dibawah naungan Kementerian Perindustrian RI ini, melakukan kegiatan “MARINA”.

Sambutan Ketua Pelaksana MARINA 2016.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai wujud nyata kepedulian Mahasiswa Politeknik STMI Jakarta terhadap lingkungan dengan menanam mangrove di Kawasan Ekowisata Hutan Blok Elang Laut, Jakarta Utara.

Kegiatan ini digagas oleh HMTI divisi Pengabdian Masyarakat. Bibit mangrove yang ditanam sebanyak 57 buah dengan diikuti 57 peserta dari Mahasiswa Politeknik STMI Jakarta. Blok Elang Laut sebagai kawasan Ekowisata Hutan Mangrove sangat cocok untuk penanaman pohon mangrove.

“Mengapa kami memilih lokasi ini? Karena kami melihat kawasan ini memang habitat mangrove dan kami juga mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kehutanan untuk menanam mangrove di kawasan ini,” ujar Ketua Pelaksana Acara, Intan Sekar Pratiwi (27/2/16).

Sebelum menuju daerah penanaman bibit mangrove, para peserta harus berjalan dari Ekowisata Mangrove (base camp) menuju Blok Elang Laut. Lokasi penanaman kurang lebih 1,5 km. Setelah sampai, para peserta bersiap, lalu masuk ke dalam rawa yang telah disediakan bambu penampang bibit (ajir – red).

Mereka dipersilakan untuk memegang masing masing bibitnya untuk ditanam sendiri. Kegiatan ini dipandu oleh para petani mangrove daerah sekitar. Para peserta terlihat antusias saat menanam bibit mangrove.

Perlu kita ketahui bahwa luas hutan mangrove DKI Jakarta semakin lama semakin menyurut. Pada zaman Belanda, tepatnya tahun 1939, sudah dirancang pemberdayaan hutan mangrove di DKI Jakarta yang luasnya 1114 hektar. Sayangnya, kini hanya tersisa 327 hektar.

Mengapa hutan mangrove mengalami penyusutan? Penyusutan terjadi akibat kebijakan pemerintah yang tidak tegas dalam melindungi kawasan hutan mangrove di DKI Jakarta.

Spanduk penanaman Mangrove In Action (MARINA) 2016.

“Banyak wilayah hutan mangrove yang dialihfungsikan menjadi sarana dan prasarana publik, seperti jalan raya, jalan tol, pemukiman, hotel, dan lain-lain. Padahal pohon mangrove sangatlah penting bagi keseimbangan alam kita,“ jelas Pak Risman sebagai Sekretaris Kelompok Petani Pohon Mangrove Kawasan Ekowisata DKI Jakarta.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pak Bambang, sebagai perwakilan Balai Mangrove Jakarta. Beliau menghimbau, setelah kegiatan penanaman selesai, bibit mangrove tersebut harus dirawat dengan baik agar esensi kegiatan ini dapat tercapai sehingga mangrove yang ditanam dapat memberikan manfaat yang baik bagi lingkungan.

“Merawat mangrove terbilang mudah, kita hanya membersihkan mangrove dari sampah-sampah yang berserakan, membersihkannya dari hama, dan mengganti atau menyulam bibit mangrove yang telah rusak atau mati,” ujar Pak Bambang.

Hutan mangrove ini adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat harus saling gotong royong dalam menjaga hutan kita ini agar anak cucu kita kelak dapat merasakan nikmatnya hidup. Acara “MARINA” berlangsung sukses.

Para peserta juga mendapat waktu luang untuk beristirahat, berfoto ria, atau sekadar jalan-jalan menikmati pohon-pohon mangrove yang cantik di Ekowisata Mangrove.

Intan Sekar Pratiwi berharap, kegiatan ini tidak hanya sekali dilaksanakan, tetapi bisa menjadi program kerja HMTI dalam pelestarian lingkungan.

“Kita sebagai mahasiswa, harus menginformasikan dan mengajak mahasiswa lain untuk action merawat dan menjaga hutan mangrove kita ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?” tutupnya.

(Sumber foto: Ary Yogatama dan Fadhilah Illiyin – HMTI).

Open chat
1
Salam MANGROVER! Halo, ada yang bisa kami bantu?