MANGROVEMAGZ. “Alam dan di sekitarnya diciptakan untuk dijaga, dipelihara, dihargai, bukan untuk dirusak. Ubah kebiasaan buruk terlalu konsumtif terhadap plastik, semasih bisa diubah. Dari kita untuk masa depan kita dan bumi kita.”
Pada hari Minggu (28/2/16), PALH (Pecinta Alam Lingkungan Hidup) Duta Bhuana yang merupakan komunitas pecinta alam yang bernaung di SMA N 2 Kuta, Badung, Bali mengadakan pembersihan hutan mangrove Tahura yang berada di wilayah selatan pulau Bali.
Dengan menaiki kano, menyusuri hutan mangrove dan memburu sampah-sampah anorganik, yang terutama banyak dijumpai adalah sampah plastik yang tersangkut di akar atau dahan-dahan pohon bakau.
Tidak hanya hari ini saja kami bakti sosial di hutan mangrove ini, setiap bulan kami selalu melakukan kebersihan, juga memonitoring bibit-bibit mangrove yang kami buat dan juga tanam beberapa waktu lalu, dan yang perlu diingat sampah-sampah yang kami kumpulkan tetap saja jumlahnya banyak. Dari mana sampah-sampah itu datang?
Posisi Hutan Mangrove Bali ini menjadi hilir, sedikitnya bagi delapan sungai, yang membuat kawasan ini menjadi “tempat sampah” kiriman dari berbagai wilayah di Bali.
Posisinya pun tak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Suwung yang berbatasan langsung dengan laut. Sampah-sampah itu hanyut dan sampailah di hutan ini. Sangat disayangkan sekali, saya harap pemerintah bisa memberi solusi terhadap masalah ini.
Walaupun begitu, semangat kami tidak pernah padam dalam memburu sampah-sampah plastik di hutan mangrove, karena kami sangat tahu, sebagai kelompok pecinta alam yang tinggal di daerah pesisir, hutan mangrove itu sangat penting, terutama sebagai pencegah abrasi.
Menaiki kano, membersihkan sampah di kawasan mangrove Tahura.
Kegiatan ini juga sebagai perayaan atas Hari Peduli Sampah Nasional yang bertepatan pada tanggal 21 Februari 2016 kemarin. Ini, bersamaan pula dengan PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Bali yang juga bekerja sama dengan PT. Aqua Danone dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia, Bebas Sampah 2020.
Harapan penuh, semoga apa yang kami lakukan bisa berpengaruh dalam menyehatkan bumi yang sedang sakit.
Drs. I Putu Jaya Kusuma, M.Pd selaku kepala sekolah SMA N 2 Kuta juga berpesan, “Apa yang kita lakukan janganlah hanya sekedar teori tapi praktIk, karena bumi yang kita pijak tidak butuh banyak teori, tapi aksi nyata.”
(Sumber foto: dokumentasi pribadi).
Super woman.