MANGROVEMAGZ. Kegiatan closing rangkaian event Djarum Trees For Life: One Man One Trash Bag merupakan kegiatan “Penanaman 35.000 Bibit Mangrove di Daerah Aliran Sungai Semarang – Rembang” di muara sungai Banjir Kanal Barat, Semarang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Djarum Foundation bekerja sama dengan Biota Foundation, Universitas Diponegoro Semarang, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) (10/9/16) .
Penanaman bibit mangrove sudah dilakukan sejak 6 Agustus lalu, meliputi Pantai Tirang, Kecamatan Tugu (Semarang), Desa Pasar Banggi (Rembang), Kelurahan Kertomulyo, Kecamatan Trangkil (Pati) dan Kelurahan Timbul Sloko (Demak).
Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji, Sekda Jateng, Sri Puryono, Pembina Kelompok Tani Biota Foundation, Prof. Sudharto dan Hadi, Sekda Semarang, Adi Tri Hananto, kepala dinas terkait dan ratusan mahasiswa peduli lingkungan hidup dari kalangan pencinta alam, Pramuka, komunitas mangrover dan para pelajar SMA/SMK se-Jateng.
Acara dimulai dengan sambutan dari Victor Hartono dan Ganjar Pranowo yang kemudian dilanjutkan dengan penanaman 35.000 bibit mangrove dan bersih-bersih sampah di sepanjang tambak menggunakan trash bag. Kegiatan dilanjutkan dengan Colour Run yang dilakukan oleh para peserta dan panitia.
Berlima bersama dulur Srikandinya Sabdapala, yakni Mbak Hesti, Mbak Fitri, Mbak Anjas, dan Ella. Alhamdulillah dapat mengikuti acara yang berlangsung dengan lancar.
Dalam sambutannya, Gubernur Jateng menyambut baik kegiatan ini dan mengapresiasi Djarum Foundation yang telah membantu menyediakan bibit mangrove untuk ditanam di bantaran sungai sepanjang Semarang sampai dengan Rembang.
“Mangrove tidak hanya memiliki fungsi untuk mencegah abrasi namun juga mampu menguatkan ekosistem karena akar mangrove adalah tempat bertelur dan berkembangbiaknya ikan. Di sisi lain, mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna batik, bahan makanan, sirup dan herbal,” jelasnya.
Gubernur juga menawarkan kontrak pemeliharaan tanaman mangrove kepada mahasiswa atau masyarakat selama setahun. Menurutnya, tanpa keterlibatan masyarakat, upaya penanaman mangrove akan sia-sia.
Dalam sambutannya, Sururi menambahkan bahwa di Semarang hanya sekitar 25 persen daerah pantai yang tertanami mangrove sehingga masih perlu upaya keras untuk menangani daerah kritis dengan penanaman mangrove.
“Lokasi penanaman bibit mangrove di muara Banjir Kanal Barat ini merupakan lahan kritis yang masuk di wilayah Kecamatan Semarang Utara. Sementara kondisi pertumbuhan mangrove yang bagus ada di Kecamatan Tugu dan Semarang Barat,“ terangnya.
Penanaman mangrove harus terus dilakukan karena kerusakan pantai akibat abrasi sudah sangat memprihatinkan. Hutan mangrove akan menjaga pantai dari abrasi itu. Namun, jangan hanya sekedar melakukan penanaman saja, tanpa ada upaya monitoring untuk menjaga kelulushidupannya.
Dibutuhkan lebih banyak peran serta pemerintah yang bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat terus terlibat dalam berbagai upaya pelestarian ekosistem mangrove.
(Sumber foto: 1, dokumentasi pribadi).
Allah SWT – Rasulullah SAW – Family Medical Record & Health Information’15 Poltekkes Kemenkes RI Semarang HIGMA ৷ SABDAPALA`4 ৷ SHPEC ৷ KeMANGTEER SMG
One thought on “Menanam Mangrove di Banjir Kanal Barat, Semarang”
Comments are closed.