MANGROVEMAGZ. Kita kenalan dulu sama Morbihan. Morbihan adalah department (semacam kabupaten) ke-56 di Perancis, dengan kotanya Vannes. Di wilayah Morbihan, terdapat kawasan lindung berupa taman nasional dan regional, mencakup kawasan pantai di Gulf of Morbihan. Terletak di tepi Atlantik, Gulf Morbihan terlindung oleh Semenanjung Quiberon. Sebagian pengamat mendeskripsikan bahwa Gulf Morbihan merupakan estuaria dominan pasang surut, dengan tiga sungai yang mengalirinya, yaitu Vannes, Auray dan Noyalo.
Wilayah Gulf Morbihan memiliki potensi sumber daya alam di sektor perikanan, dan selain itu juga terkenal sebagai salah satu tujuan wisata di Prancis Barat. Di wilayah ini, terdapat beberapa habitat dari burung migran dan kawasan salt marsh sebagai penyangga ekosistem Gulf Morbihan.
Secara yuridis, Gulf Morbihan ditetapkan sebagai kawasan lindung dalam bentuk ZSC (Zone Special de Conservation) pada 4 Mei 2007, setelah sebelumnya pada taun 2002 diusulkan untuk menjadi bagian dari wilayah “Natura 2000 FR5300029”.
Gulf Morbihan merupakan estuaria dominan pasang surut.
Natura 2000 merupakan network dari beberapa wilayah alami atau semi-alami di Eropa, dengan nilai warisan yang sangat tinggi, karena memiliki jenis dan nilai flora dan fauna yang luar biasa di dalamnya.
Kawasan ini memiliki hamparan padang lamun (zoostera) terbesar kedua di Perancis (setelah Baie d’Arcachon), kawasan migrasi dari burung air di Eropa dan juga memiliki keanekaragaman habitat pesisir dan laut yang kaya.
Selain habitat langka yang terdapat pada danau eutrofik besar di Noyalo, berang-berang dan empat spesies kelelawar menjadi daya tarik lain dari kawasan ZSC ini. Geomorfologi dari Gulf terbentuk sedemikian rupa sehingga mampu melindungi keanekaragaman hayati dari pasang surut yang sangat dominan.
Terlepas dari kondisi tersebut, penetapan suatu area menjadi ZSC (Zona Konservasi Spesial) yang bertujuan untuk melindungi kelestarian habitat di kawasan tersebut, merupakan faktor penting dalam pengembangan suatu wilayah sebagai kawasan lindung.
Selain habitat, perlindungan mencakup sektor perekonomian dan sosial-kultural setempat. Kolaborasi dari sektor akademik dan otoritas setempat adalah faktor penentu keberhasilan program ini.
Bukan tidak mungkin nantinya, dengan database yang dimiliki oleh KeSEMaT dari sisi ilmiah, maka akan mampu dijadikan rekomendasi oleh pemangku kepentingan setempat untuk menetapkan kawasan konservasi, seperti di ZSC ini. Dan mungkin akan muncul “Mangrove 20…” di Indonesia. Semoga. Semangat MANGROVER!
Dosen di FPIK UB, Malang.