MANGROVEMAGZ. Hai…, hai…, hai…. Kali ini, ada cerita seru dari teman-teman komunitas Earth Hour Balikpapan yang selalu semangat dalam menyebarkan aksi-aksi positifnya untuk melestarikan lingkungan, salah satunya adalah mereka membuat program bernama Satria Mangrove, yaitu program Adopsi Pohon Bakau.
Apa itu Satria Mangrove? Nama Satria Mangrove dicetuskan pertama kali oleh Koordinator Multimedia dan juga Tim Kreatif dari Earth Hour Balikpapan, Rakha.
Kenapa namanya Satria? Karena diharapkan dengan program ini akan bermunculan satria-satria penyelamat lingkungan, khususnya hutan mangrove yang keberadaannya di Balikpapan mulai terancam akibat pembukaan lahan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sistem dari program Satria Mangrove ini lain daripada yang lain, loh, karena menggunakan sistem adopsi, yaitu satria-satria yang mengadopsi akan mendapatkan laporan perkembangan bibitnya sampai bibit itu bisa menopang tubuhnya sendiri dan menjadi bagian ekosistem itu sendiri.
Penanaman pertama sudah sukses dilakukan di November 2014 lalu, dengan menanam di tambak ikan milik POKMASWAS (Kelompok Pengawas Masyarakat) di daerah DAS (Daerah Aliran Sungai) Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur.
Fungsi penanaman pertama di tambak adalah agar bedengan tambak yang digunakan tidak bocor, karena fungsi mangrove itu sendiri salah satunya adalah memperkuat lapisan tanah yang ditumbuhinya, agar tambak dapat terus berproduksi.
Eitss, tambak ini bukan tambak liar, loh. Tambak ini dikelola dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan sekitar juga, namun, banyak juga tambak-tambak liar yang setelah digunakan, ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya sehingga kondisi bekas tambak tersebut gundul, menjadi lahan kosong.
Peserta menaiki gethek menuju lokasi penanaman di area tambak-bekas.
Nah, penanaman kedua dilakukan beberapa hari lalu, yaitu pada tanggal 3 Mei 2015. Penanaman dilakukan agak jauh dari lokasi sebelumnya, yaitu dengan menaiki kapal (gethek – red) nelayan menuju ke tambak-tambak-bekas yang ditinggal pemiliknya. Berikut cerita singkat penanaman kedua, kemarin.
Berbeda dengan penanaman pertama yang dimulai pada jam 7 pagi, penanaman kedua ini dimulai pada pukul 13.00 siang, dikarenakan untuk menuju lokasi penanaman tergantung pasang surut air.
Lokasi penanaman adalah DAS Manggar, dengan jalan masuk melalui TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Manggar, kemudian masuk jalan tanah kurang lebih 2 kilometer, kemudian dilanjutkan berjalan kaki sekitar 200 meter.
Posko Pengawasan Hutan Mangrove DAS Manggar.
Setelah sampai, kami disambut oleh Bapak Basit, beliau adalah Ketua Pokmaswas wilayah tersebut. Beliau bertugas menjaga daerah tersebut dari petambak-petambak dan nelayan yang nakal, yang menggunakan cara yang tidak bersahabat dengan lingkungan untuk mendapatkan rezeki.
Pada saat kami tiba, terlihat menara pandang yang dibangun Pak Basit sudah selesai, mengingat November lalu masih berupa pondasi saja. Terlihat beberapa pemancing menghabiskan liburan akhir pekannya di sini.
Pemancing yang menikmati liburan di akhir pekan.
Setelah itu, kami sibuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk penanaman, antara lain tonggak kayu penahan bibit agar tidak terbawa arus, name tag untuk para Satria Adopter, dan yang lainnya.
Persiapan peralatan dan perlengkapan untuk menanam.
Pukul 14.00 WIB, Setelah ramah tamah, briefing dan doa bersama, Pak Basit langsung mengajak kami menuju lokasi penanaman menggunakan perahu motor miliknya yang dapat memuat hingga 30 orang, serta satu perahu kecil berbentuk seperti banana boat yang memuat 10 penumpang.
Peserta Satria Mangrove menaiki banana boat menuju lokasi tanam.
Tiba di lokasi penanaman, para anggota Earth Hour Balikpapan yang ditunjuk menjadi petugas segera menyiapkan tempatnya, memasang tonggak dan lain-lain, sementara kami melakukan briefing tentang tata cara penanaman dan pemasangan name tag yang baik dan benar.
Anggota Earth Hour menjelaskan teknis penanaman mangrove.
Setelah itu, dimulailah acara penanaman. Selain Earth Hour Balikpapan, ada juga teman-teman dari Duta Wisata Kota Balikpapan, serta dari Hotel Grand Sudirman Balikpapan yang ikut melakukan penanaman.
Salah satu peserta menanam mangrove saat pasang.
Acara penanaman berlangsung seru sekali, bahkan disela-sela penanaman, diantara mereka ada yang saling lempar lumpur, memecah keheningan hutan mangrove kala itu.
Kami tidak bisa berlama-lama di lokasi tersebut, dikarenakan air yang semakin pasang. Oh, iya. Pada saat melakukan penanaman, air sudah berada di ketinggian lutut kaki orang dewasa, loh!
Serunya menanam mangrove, hingga lupa air telah pasang setinggi lutut.
Setelah menyegerakan penanaman, kami kembali menuju pondok Pak Basit dengan sebelumnya berjalan-jalan menyusuri sungai Manggar tersebut. Terlihat hamparan hutan mangrove yang indah, seringkali kami juga melihat hewan-hewan yang berhabitat di sana, seperti bangau, elang, monyet, dan lain-lain.
Hamparan hutan mangrove di lokasi penanaman.
Setelah semua tiba kembali di Pondok Pak Basit, kami dijamu oleh makanan buatan Abay. Abay adalah Koordinator Kota Earth Hour Balikpapan. Masakan andalannya adalah bubur Manado. Yeah, memang kami rindu setiap masakan buatannya. He… he… he….
Suasana makan bersama usai menanam mangrove.
Dan, setelah kami makan dan beramah-tamah dengan teman-teman yang lain, usai pula aksi penanaman kedua ini. Diharapkan, ada terus penanaman-penanaman seterusnya, bahkan kelak hingga kami tua nanti, karena ini semua adalah titipan anak cucu kita, penopang cadangan oksigen bumi kita.
Kalau bukan kita, siapa lagi? Ini Aksiku! Mana Aksimu?
Hasil penanaman mangrove oleh Satria Mangrove Balikpapan dengan name tag.
NB: Earth Hour Balikpapan masih membuka lebar-lebar kesempatan untuk menjadi Satria Mangrove dengan mendaftar secara online di sini dan donasi online di sini.
(Sumber foto: dokumentasi pribadi).
Professional commercial graphic design and safety officer.