MANGROVEMAGZ. Sudah setua ini, rasanya kalau mendengar mangrove bisa tumbuh di luar habitat, rasanya masih tidak percaya. Termasuk ketika membaca laporan termuat di Warta Kebun Raya edisi Mei 2011. Jelas-jelas tertulis, Sonneratia caseolaris, mangrove yang hidup di Kebun Raya Bogor (KRB)!
Well, habitat S. caseolaris dan sebagainya-sebagainya, dengan mudah bisa Anda dapatkan ketika browsing via Google dengan gampang. Tapi, menemukan dengan mata kepala sendiri, mangrove bisa hidup di ketinggian 260 m dari permukaan laut, jelas merupakan sebuah “kenikmatan” tersendiri.
Apalagi dengan informasi yang tertera bahwasanya species Pidada (nama lokal S. caseolaris – red) di KRB tersebut sudah ditanam semenjak tahun 1970, rasa galau ingin menjenguk sang Apel Mangrove itu semakin tak tertahankan.
Sebagai kebun raya yang memiliki tipe habitat dataran rendah basah, KRB terletak pada ketinggian 260 meter dari permukaan laut, dengan kelembaban udara 80 – 90% dan curah hujan 3.000 – 4.300 mm/tahun, pastinya bukanlah habitat yang cukup menyenangkan bagi sang Crabapple Mangrove.
Sang Apel Mangrove ketika mula saya sambangi, tidak terlihat ramah. Mungkin karena habitatnya yang jelas berada di luar habitat. Hal tersebut diperkuat dengan catatan di dalam Warta Kebun Raya edisi Mei 2011 yang menyebut, “Those species grow well in ex situ habitat (out of their natural habitat).”
Beberapa foto yang saya ambil, sudah saya kirim lebih dahulu via Twitter ke Redaksi, mungkin bisa mewakili apa yang saya lihat.
Secara pribadi, untuk ukuran pohon yang sudah berdiri semenjak tahun 1970-an, seharusnya si S. caseolaris bisa lebih besar lagi. Namun demikian, upaya survive yang dilakukan, antara lain dengan “menjebol” dinding bawah kolam air, sehingga akar nafas-nya bisa menembus dasar kolam, patut diacungi jempol.
Tapi yang pasti, pengertian bahwa mangrove merupakan tanaman yang salt tolerance, terbukti dengan tumbuhnya S. caseolaris di kawasan dalam KRB.
Well, pasti tertarik mengetahui, mengapa S. caseolaris kok bisa tumbuh di KRB? Siapa yang berjasa dibalik “ulah iseng” menanam mangrove di lahan KRB? Eits, tunggu saja kelanjutannya setelah lebaran, yah, eh…, setelah hasil penelusuran literatur dan catatan lawas di KRB selesai kami lakukan, yah. Tunggu saja lanjutan kisahnya.
(Sumber foto: dokumentasi pribadi).
Penulis lepas.